Sejarah Taman Wilhelmina yang dibangun tahun 1834

- Reporter

Selasa, 28 Desember 2021 - 12:38 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Foto :Istimewa 

Warta Sejarah – Taman Wilhelmina dibangun atas prakarsa Gubernur Jenderal Van De Bosch tahun 1834. Selain berfungsi sebagai kebun sayur bagi para opsir Belanda diwilayah tersebut, taman Wilhelmina juga merupakan salah satu tempat tamasya favorite bagi para pembesar Kompeni, serta tuan tanah yang menetap di sekitar Weltevreden.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT

Foto :Istimewa 

Menurut cerita, nama Wilhelmina diambil sebagai bentuk penghormatan warga Hindia Belanda pada calon ratu Wilhelmina. Beberapa pengunjung yang kebetulan orang kaya pribumi membawa semacam bekal atau rantang makanan serta alas kain untuk menyajikan makanan begitu waktu makan siang datang. Pada taman itu terdapat juga monumen pendudukan Belanda di Aceh.
Hal menarik yang dapat diceritakan dari Taman Wilhelmina adalah,karena letaknya yang sangat dekat dengan Sungai Ciliwung pengunjung dapat mendengar suara gemericik air mengalir. Selain itu, di lokasi ini terdapat benteng bernama “Benteng (Citadel) Prins Frederik Hendrik”, yang oleh warga pribumi sering kali disebut sebagai “Gedung Tanah”, serta sebuah Monument “Waterloo” atau dikenal juga dengan nama “Atjeh Monument”. Sebuah monument yang dibangun untuk memperingati tewasnya para serdadu Belanda dalam perang diwilayah Nagroe Aceh Darussalam, “Batavia grondleggers gezag noord Sumatra”
Sayang, seiring perkembangan zaman kondisi Taman Wilhelmina semakin hari makin tidak terawat. Bahkan pada awal tahun 1950-an taman indah ini sempat berubah menjadi sebuah lokasi telantar dan sangat kotor. Hingga akhirnya atas permintaan Presiden Soekarno seluruh taman beserta bangunan yang terdapat di dalamnya ditata ulang. Dan areal bekas “Benteng Frederik Hendrik” didirikan Masjid Istiqlal oleh Bung Karno.
Sumber :fb/alialatas 

Baca Juga   Legenda Gunung Slamet Di Jawa Tengah, Hingga Mitosnya Ramalan Jayabaya

Berita Terkait

Diluar Nalar !! Dibawah Tanah Sawah Bertahun Dicangkul Ternyata Candi Tertua Di Jawa
Tiap hari digali pasir ya dan dilewati truk, ternyata dibawahnya adalah kampung pemujaan era Mataram Kuno
Candi Kethek: Tergerusnya Hindu-Buddha & Bangkitnya Agama Asli Jawa di Akhir Majapahit
Gedung Bank Indonesia Cirebon dan Uang Kertas 500 Rupiah
Legenda Gunung Galunggung, Hingga Asal Usul Tasikmalaya Jawa Barat
Gayatri Rajapatni, Perempuan Paling Berbahaya Dibalik Kejayaan Majapahit
Pabrik Gula Popoh, Wonoayu, Sidoarjo (1946)
Legenda Gunung Slamet Di Jawa Tengah, Hingga Mitosnya Ramalan Jayabaya
Berita ini 0 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 8 Mei 2023 - 08:53 WIB

Camat Balongan Dampingi BPP Balongan Lakukan “Ubinan” Di Desa Sudimampir Lor

Rabu, 3 Mei 2023 - 08:07 WIB

Jalan Poros Desa Tenajar Lor di Betonisasi Guna Tingkatkan Perekonomian Warga

Jumat, 28 April 2023 - 11:03 WIB

240 Siswa SMPN 1 Lumbir Akan Ngebeg Bareng di Alun-alun Purwokerto

Jumat, 28 April 2023 - 10:50 WIB

Dinas Sosial Reunifikasi Orang Terlantar di Exit Tol Kandeman

Senin, 24 April 2023 - 23:49 WIB

H. Turmin Pendiri STIKES Indramayu Wafat

Sabtu, 22 April 2023 - 07:08 WIB

Perayaan Unik Rayakan Malam Takbiran di Kabupaten Indramayu

Selasa, 18 April 2023 - 08:39 WIB

Polres Indramayu Siapkan Pengamanan Mudik 2023

Selasa, 18 April 2023 - 04:03 WIB

Ratusan Guru PAUD di Kota Pekalongan Terima THR

Berita Terbaru

Kabar Duka

H. Turmin Pendiri STIKES Indramayu Wafat

Senin, 24 Apr 2023 - 23:49 WIB